Kumpulan Kisah Husnul Khatimah
Ebook ini berisi Kumpulan Kisah Husnul Khatimah ketika menghadapi kematian, yang dihimpun dari pengalaman bebrapa oran-orang sholeh terdahulu,
Husnul khatimah menjadi dambaan kita semua. Karena nilai kita ditentukan saat kematian datang. Jika kita mengakhiri hidup di dunia ini dalam kondisi beriman dan dihiasi dengan ketaatan, maka itulah husnul khatimah.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قَالُوا وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ
“Apabila Allah menghendaki kebaikan atas hamba-Nya, maka Dia memperkerjakannya?” Para sahabat bertanya, 'Bagaimana Allah memperkerjakannya?' Beliau menjawab, ”Allah memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum kematiannya.” (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, Imam al-Hakim menshahihkannya dalam al-Mustadrak. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Al-Shahihah, no. 1334)
Tidak Mudah Menggapai Husnul Khatimah
Saat menjelang kematian merupakan saat kesempatan terakhir bagi setan untuk menyesatkan hamba Allah. Setan berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkannya, bahkan terkadang menjelma dalam rupa ayah dan ibunya.
Imam Ibrahim bin Muhammad bin Muflih al-Maqdisi al-Hambali In seinem Buch Mashaaib al-Insan Min, dann untersuchte er im 22. Kapitel die Bemühungen des Teufels, die Gläubigen beim Tod in die Irre zu führen. In dem Kapitel sagte er, der Hadith von Abu Dawud in seinem Sunan erzählte, dass der Teufel zum Zeitpunkt des menschlichen Todes zu seiner Armee sagte: Versuchen Sie es jetzt, denn wenn Sie versagen, wird es keine Chance mehr geben.
Von Walailah bin al-Aasqa 'sagte der Prophet Sallallaahu' Alaihi Wasallam: "Talkkin (Guide) ist die Person, die mit Laa Ilaaha Illallaah sterben und mit dem Himmel gute Nachrichten geben möchte. Sesungguhnya orang yang mulia, dari kaum laki-laki dan wanita kebingungan dalam menghadapi kematian dan diuji. Sesungguhnya setan paling dekat dengan manusia pada saat kematian. Sedangkan melihat malaikat maut lebih berat daripada seribu kali tebasan pedang.” (HR. Abu Nu'aim)
Abdullah bin Ahmad berkata, “Pada saat saya hadir dalam kematian bapakku, saya membawakan kain untuk mengikat jenggotnya, sementara beliau dalam keadaan tidak sadar. Kemudian pada saat beliau sadar, mengatakan, 'Belum, belum!' Beliau mengucapkan itu berkali-kali. Saya bertanya kepada beliau, 'wahai bapakku, apa yang tampak padamu?' Beliau menjawab, 'setan berdiri di depanku sambil menggigit jarinya seraya mengatakan, 'aku gagal menggodamu wahai Ahmad.' Saya katakan, 'Belum, sebelum saya benar-benar meninggal'.”
Abu Hasan al-Qabisi in der Abhandlung von Ibn Abi Zaid erzählte, dass ein Diener beim Tod zwei Dämonen gab, die von seinem Kopf verlockend waren. Salah satunya berada di sebelah kanan dan satunya lagi di sebelah kiri. Adapun yang di sebelah kanan menyerupai bapaknya lalu berkata, “Wahai anakku, saya sangat sayang dan cinta kepadamu. Jika kamu mau mati, maka matilah dengan membawa agama Nasrani sebab dia adalah sebaik-baik agama.” Und derjenige auf der linken Seite ähnelt seiner Mutter und sagt: "Oh mein Sohn, mein Magen war früher Ihr Leben und meine Milch als Ihr Getränk und mein Schoß als Ihr Bett, also bitte ich Sie, mit der jüdischen Religion zu sterben, weil er der Beste der Religion ist."